Peringatan Hari TBC Sedunia ini jatuh dan selalu diperingati setiap tanggal 24 Maret. Tanggal 24 Maret menandai hari pada tahun 1882 ketika Dr Robert Koch mengumumkan bahwa ia telah menemukan bakteri penyebab TB, yang membuka jalan untuk mendiagnosis dan menyembuhkan penyakit ini.
Tema Hari TB Sedunia 2021 adalah ‘The Clock is Ticking’ atau ‘Jamnya Berdetak’. Arti tema ‘The Clock is Ticking’ adalah ingin menyampaikan pengertian bahwa dunia kehabisan waktu untuk bertindak berdasarkan komitmen untuk memberantas TB yang dibuat oleh para pemimpin global.
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Terdapat beberapa spesies Mycobacterium, antara lain: M. tuberculosis, M. africanum, M. bovis, M. Leprae dsb. Yang juga dikenal sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA). Kelompok bakteri Mycobacterium selain Mycobacterium tuberculosis yang bisa menimbulkan gangguan pada saluran nafas dikenal sebagai MOTT (Mycobacterium Other Than Tuberculosis) yang terkadang bisa mengganggu penegakan diagnosis dan pengobatan TBC.
Gejala utama pasien TBC paru yaitu batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan. Pada pasien dengan HIV positif, batuk sering kali bukan merupakan gejala TBC yang khas, sehingga gejala batuk tidak harus selalu selama 2 minggu atau lebih.
Jumlah kasus baru TB di Indonesia sebanyak 420.994 kasus pada tahun 2017 (data per 17 Mei 2018). Berdasarkan jenis kelamin, jumlah kasus baru TBC tahun 2017 pada laki-laki 1,4 kali lebih besar dibandingkan pada perempuan. Bahkan berdasarkan Survei Prevalensi Tuberkulosis prevalensi pada laki-laki 3 kali lebih tinggi dibandingkan pada perempuan. Begitu juga yang terjadi di negara-negara lain. Hal ini terjadi kemungkinan karena laki-laki lebih terpapar pada fakto risiko TBC misalnya merokok dan kurangnya ketidakpatuhan minum obat. Survei ini menemukan bahwa dari seluruh partisipan laki-laki yang merokok sebanyak 68,5% dan hanya 3,7% partisipan perempuan yang merokok.
Berdasarkan Survei Prevalensi Tuberkulosis tahun 2013-2014, prevalensi TBC dengan konfirmasi bakteriologis di Indonesia sebesar 759 per 100.000 penduduk berumur 15 tahun ke atas dan prevalensi TBC BTA positif sebesar 257 per 100.000 penduduk berumur 15 tahun ke atas. Berdasarkan survey Riskesdas 2013, semakin bertambah usia, prevalensinya semakin tinggi. Kemungkinan terjadi re-aktivasi TBC dan durasi paparan TBC lebih lama dibandingkan kelompok umur di bawahnya. Sebaliknya, semakin tinggi kuintil indeks kepemilikan (yang menggambarkan kemampuan sosial ekonomi) semakin rendah prevalensi TBC seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut ini. Prevalensi TBC menurut Karakteristik Umur, Pendidikan, dan Sosial Ekonomi
Upaya dan Pengendalian Pencegahan dan pengendalian faktor risiko TBC dilakukan dengan cara:
- Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat
- Membudayakan perilaku etika berbatuk
- Melakukan pemeliharaan dan perbaikan kualitas perumahan dan lingkungannya sesuai dengan standar rumah sehat
- Peningkatan daya tahan tubuh; Penanganan penyakit penyerta TBC
- Penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi TBC di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dan di luar Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
REFERENSI
Merdeka.com. 2021. Peristiwa 24 Maret: Hari TBC Sedunia 2021, Ketahui Tema dan Rencana Programnya.[Online]. Available at https://www.merdeka.com/jateng/peristiwa-24-maret-hari-tbc-sedunia-2021-ketahui-tema-dan-rencana-programnya-kln.html [Accessed: 24 March 2021]
Tirto.id. 2021. Sejarah Hari Tuberkulosis Sedunia & Tema World TB Day Tahun Ini.[Online]. Available at https://tirto.id/sejarah-hari-tuberkulosis-sedunia-tema-world-tb-day-tahun-ini-gbpP [Accessed: 24 March 2021]
Pusdatin-Kemenkes. Tuberkulosis.[Online]. Available at https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-tuberkulosis-2018.pdf [Accessed: 24 March 2021]