DUNIA masih terus bergulat dengan pandemi covid-19, suatu penyakit paru yang menghantam kehidupan umat manusia. Penyakit paru memang dapat dikelompokkan menjadi penyakit infeksi yang menular dan penyakit paru yang tidak menular. Covid-19 ialah penyakit infeksi paru, menular dari orang satu ke orang lainnya. Contoh lainnya ialah tuberkulosis dengan posisi Indonesia sebagai penyumbang kasus terbesar kedua di dunia dan pneumonia. Penyakit paru yang tidak menular, contohnya, ialah kanker paru, asma bronkial, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
World Healths Statistic 2021 ini juga menunjukkan pada 2020, covid-19 ‘menyodok’ masuk menjadi penyebab kematian ke-6 di dunia, dengan 1.800.000 kematian ketika data itu dilaporkan. Jadi, 4 dari 10 penyebab kematian di dunia 2020 ialah penyakit paru. Negara kita situasinya juga tidak jauh berbeda, 4 dari 10 penyebab kematian bangsa kita juga ialah penyakit paru, yaitu tuberkulosis, PPOK, infeksi paru, dan kanker paru. Sementara itu, kita tahu bahwa covid-19 masih merupakan masalah besar kita semua.
Tahun ini peringatan World Lung Day atau Hari Paru Sedunia dirayakan dengan tema ‘Care for Your Lungs’. Merawat juga memperhatikan kesehatan paru tidak hanya karena saat ini sedang rawan situasi Covid-19. Merawat paru artinya Anda menjaganya dari serangan penyakit pernapasan lain dan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Agus Dwi Susanto, Ketua Perhimpunan Dokter Paru (PDPI) berkata paru merupakan satu-satunya organ dalam tubuh yang berinteraksi secara langsung dengan lingkungan luar. Dia pun memberikan beberapa cara untuk menjaga kesehatan paru.
- Katakan tidak pada tembakau
Konsumsi produk tembakau termasuk rokok terbukti meningkatkan risiko berbagai penyakit paru seperti asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan kanker paru. Agus menekankan, baik rokok konvensional maupun rokok elektronik sama-sama menimbulkan risiko masalah pada paru.
Banyak yang menganggap rokok elektronik lebih minim risiko kesehatan dibanding rokok konvensional. Namun rokok elektronik, vape juga mengandung nikotin seperti rokok konvensional.
- Hindari asap rokok dari lingkungan
Saat berada di lingkungan atau lokasi yang sama dengan perokok aktif, Anda menjadi perokok pasif. CDC menyebut Anda akan terpapar secondhand smoke yang merupakan perpaduan asap yang keluar dari rokok yang dibakar dan asap dari mulut perokok aktif.
Belum ada data yang memastikan perbandingan risiko kesehatan antara perokok pasif dan perokok aktif. Namun ada sejumlah efek buruk secondhand smoke terhadap kesehatan antara lain, penyakit jantung, kanker paru juga stroke.
- Kurangi paparan polusi
Polusi udara akan meningkatkan berbagai risiko penyakit paru. Sebaiknya hindari daerah yang memiliki tingkat polusi tinggi, cek kualitas udara sebelum beraktivitas di luar ruangan juga penggunaan masker jika harus berada di lokasi tinggi polusi.
- Jaga kualitas udara di dalam rumah
Mengusahakan kualitas udara yang baik bisa dimulai dari rumah. Anda bisa memanfaatkan tanaman-tanaman yang mampu menyaring udara misalnya, spider plant, peace lily, bamboo palm, aloe vera, english ivy, juga dracaena.
Selain itu, minimalisir penggunaan pembersih ruangan dengan aroma menyengat, tidak merokok di dalam rumah, dan rajin membuka jendela, memastikan kebersihan ventilasi agar sirkulasi udara baik.
- Olahraga teratur
Olahraga diperlukan untuk stimulasi tubuh agar kesehatan paru terjaga juga memperbaiki kapasitas paru. Anda tidak harus melakukan olarhaga berat. Agus berkata olahraga ringan pun jadi misal, jalan kaki, jogging, senam atau bersepeda, setidaknya tiga kali seminggu selama 30 menit tiap sesi.
REFERENSI:
ELF. 2021. Apply for a grant to hold a Healthy Lungs for Life event this World Lung Day. dilihat 25 September 2021.[online]. <https://europeanlung.org/en/news-and-blog/healthy-lungs-for-life-event-grants-world-lung-day/>
CNN. 2021. Hari Paru Sedunia: 7 Cara Mudah Jaga Kesehatan Paru. dilihat 25 September 2021. [online]. Β <https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210925085445-255-699253/hari-paru-sedunia-7-cara-mudah-jaga-kesehatan-paru/1>.