Speechless (SCOME CIMSA)

Speechless (SCOME CIMSA)

 

photo 4(1)

 

Tahukah kamu bahwa :

–       Jumlah penyandang tuna rungu diperkirakan sebesar 1,25% dari total jumlah penduduk di Indonesia atau sekitar 2.962.500 jiwa.

–       Anamnesis adalah kunci keberhasilan penyembuhan pasien.

Berdasarkan fakta tersebut, kami dari SCOME CIMSA UGM membuat sebuah inovasi acara baru bernama SPEECHLESS (SCOME Motion Picture, Education and Entertainment on Languange of Sign and Symbol), sebuah rangkaian acara yang menjunjung bahasa isyarat sebagai menu utama.

 

Rangkaian acaranya apa aja sih?

  1. SILENT MOVIE (Senin, 7 April 2014; 15:00-18:00 – Ruang Kuliah Lt.3 FK UGM)

Sebuah integrasi dari mini bioskop dan semi-seminar yang bertemakan “deafness”. Film diambil dari kisah inspiratif Hellen Keler, yang berjudul The Miracle Worker. Setelah film selesai, lalu akan dibahas oleh:

o    Dr. dr. Carla Raymondalexas Machira, Sp.KJ(K) – pakar ilmu kesehatan jiwa.

o    dr. Luh Putu Lusi, Sp.THT – pakar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorokan.

Materi yang dibahas disini mulai dari bagaimana bisa terjadi ketulian, bagaimana patofisiologi & patogenesisnya, apakah tuli bisa disembuhkan hingga bagaimana kondisi kejiwaan seseorang dengan gangguan mendengar & berbicara, bagaimana mereka menjalani hidupnya secara komprehensif dari dokter sesuai bidang masing-masing. Selain memberikan hiburan dan pengetahuan kepada peserta, acara ini bertujuan membuat peserta tersentuh dan ingin belajar lebih dengan berinteraksi langsung dengan tuna rungu & wicara.

 

  1.  BREAKING THE SILENCE (Minggu, 13 April 2014; 08:00-15:00 – Auditorium & Grha Wiyata FK UGM)

Pelatihan bahasa isyarat dengan para tuna rungu & wicara. Kami bekerja sama dengan Deaf Art Community, sebuah komunitas yang menampung para tuna rungu untuk bisa berkreasi dI bidang seni, yang mungkin tidak terduga dapat dilakukan para tuna rungu lainya. Selain pelatihan bahasa isyarat, DAC pun unjuk gigi menampilkan kesenian eksentrik yang mereka kuasai.

DAC sendiri juga sudah bekerja sama dengan kami dari sekitar  tahun 2012. Oleh karena itu, kami sepakat untuk membuat acara BTS ini berbeda dari BTS BTS lain dengan meningkatkan level materi yang diberikan (lebih kompleks dan sesuai kompetensi peserta masing masing) dan terbuka untuk segala macam program studi dibidang kesehatan. Pembelajaran dibagi menjadi kelas besar (materi umum) & kecil (materi sesuai kompetensi – dokter dengan dokter, perawat dengan perawat, psikolog dengan psikolog, dll)

Kami juga mengadakan MINI OSCE, yang bertujuan untuk memberikan gambaran kepada peserta bahwa sebagai seorang calon tenaga kesehatan, kita tidak dapat memilih siapa pasien kita dan menunjukan sesulit apa berinteraksi langsung dengan tuna rungu & wicara. Selain itu, kami ingin menguji kemampuan peserta untuk menilai keefektifan pembelajaran yang dilakukan.

 

Target peserta dari SPEECHLESS sendiri yakni seluruh Fakultas Kesehatan & Psikologi di seluruh Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Puji syukur, target tersebut tercapai dengan total peserta Silent Movie & BTS sekitar 140 orang dari 5 universitas berbeda, 7 fakultas berbeda dan 9 program studi berbeda.

Hasilnya sendiri dinilai sangat memuaskan dari para peserta, terbukti dari form evaluasi yang kami berikan diakhir acara. Dari segi pengolahan dana, kami pun surplus dengan nominal yang cukup besar.

 

Secara keseluruhan acara berlangsung cukup baik, hanya saja ada beberapa kesalahan teknis seperti kurangnya koordinasi antara divisi, dan keterlambatan publikasi.

 

Semoga tahun depan acara ini bisa diselenggarakan lagi dengan tidak mengulangi kesalahan kesalahan yang kami buat. Tentunya dengan harapan acara yang lebih besar dan sukses dari tahun ini.

Salam hangat dari kami, SCOME CIMSA UGM! 🙂

 

-Project Officer : Saskia Octariza Ruslim –

Leave a Reply

Your email address will not be published.