SMASHED merupakan suatu bentuk kepedulian kami terhadap maraknya kasus penyalahgunaan jejaring sosial dan pelecehan seksual pada masyarakat, khususnya kalangan remaja.
Seperti yang kita ketahui, kemajuan teknologi tidak bisa lagi dilepaskan dari kehidupan kita. Seperti halnya social media yang sudah menjadi lifestyle yang cukup digemari di masyarakat. Padahal, tanpa kita sadari penggunaan soc-med tanpa tanggung jawab dan kesadaran diri yang tepat dapat menimbulkan hal yang tidak baik dalam kehidupan kita. Contohnya, tidak jarang ditemukan banyaknya kasus kriminalitas yang terjadi diakibatkan oleh socmed baik dalam bentuk penipuan, penculikan, bahkan berujung pada pelecehan seksual :O
Dengan alasan tersebut, kami merasa perlu menghimbau, menginformasikan, dan berusaha untuk mencegah penyalahgunaan social media di kalangan remaja. Remaja sendiri merupakan salah satu objek yang paling rentan menjadi korban baik dalam kasus penyalahgunaan soc-med maupun dalam kasus pelecehan seksual. Kasus pelecehan dan kekerasan seksual sendiri sering dijumpai dalam masyarakat, dan jumlah kasusnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Kasus pelecehan dan kekerasan seksual merupakan suatu kejadian yang traumatis bagi korbannya, baik dari segi fisik maupun psikologis. Kewaspadaan perlu dibangun sedini mungkin. Tak sedikit pula banyak korban yang tidak melaporkan kasusnya akibat kurangnya informasi, rasa malu, ketabuan, maupun rasa takut.
Oleh karenanya, tujuan utama dari pelaksanaan project ini adalah untuk membangun awareness pada kehidupan sosial dengan cara menghimbau, mengedukasi penggunaan soc-med secara baik, bertanggung jawab, dan benar. Selain itu, juga dengan memberikan pengetahuan dan langkah-langkah tindak lanjut yang dilakukan terkait pelecehan dan kekerasan seksual.
- Bentuk Project
Project SMASHED terbagi dalam dua hari. Pada hari pertama (22 Februari 2014) diadakan Training for Fasil yang berupa pembekalan materi untuk para fasil untuk terjun ke SMP pada hari kedua (1 Maret 2014), yang berupa acara inti dari project ini.
Day I
Pada acara Training for Fasil, anggota SCORP CIMSA UGM, khususnya angkatan 2013, berkumpul di kampus untuk mendapatkan pembekalan materi yang diperlukan, yaitu: Sexual Harassment, Social Media, dan Communication Skills.
Materi Social Media dibawakan oleh Dosen Sosiologi UGM, Pak Derajad, S.Sos, M.Sos. Pada materi ini, disampaikan poin-poin penting bersangkutan dengan materi tsb seperti hubungan social media dengan kaum muda, social media sebagai agen perubahan, dan juga tentu saja hubungan social media dan pelecahan seksual.
Kemudian dilanjutkan dengan materi kedua yaitu Sexual Harassment. Materi ini dibawakan oleh Bu Arfiananta, seorang Psikolog dari Rifka Anisa (LSM perlindungan wanita dan anak). Materi ini juga tidak kalah menarik dibandingkan materi sebelumnya, dimana pada materi ini para fasil mendapatkan informasi mengenai jenis jenis pelecehan seksual, target korban pelecehan seksual, jenis-jenisnya, cara penanggulangan pelecehan seksual, akibat nya dan pada materi ini juga.. fasil dipaparkan dengan beberapa contoh kasus yang ditemui pembicara dalam masyarakat..
Materi ketiga, yaitu Communication Skills, disampaikan oleh Mas Dhana dari Psikologi UGM, juga dibekalkan kepada para fasil agar nantinya pada hari kedua para fasil tidak kesulitan menyampaikan materi materi pada anak SMP.
Setelah ishoma, acara kembali dilanjutkan dengan membuat small group discussion untuk melatih kemampuan komunikasi dan penyampaian materi melalui simulasi presentasi masing-masing calon fasil.
Dengan demikian, berakhirlah hari pertama SMASHED dengan telah tersampaikannya materi-materi yang menjadi bekal para fasil untuk terjun pada sabtu berikutnya.
Day II
Pada hari kedua SMASHED, yaitu pada tanggal 1 Maret 2014, para fasil yang telah dibekali materi melakukan penyuluhan di SMP Taman Dewasa Yogyakarta. Adapun banyaknya peserta siswa SMP yang mengikuti acara ini adalah siswa-siswi kelas VIII. Siswa siswi tersebut dibagi berkelompok-kelompok yang didampingi oleh dua orang fasil per kelompoknya. Acara dimulai dengan sambutan Project Officer, LORP, dan Kepala Sekolah SMP Taman Dewasa. Lalu diikuti dengan ice breaking dan games. Kemudian dilakukan pembagian kelompok dan fasil, lalu dilakukan pretest sehingga diketahui sejauh mana pengetahuan mereka terkait dengan materi yang akan diberikan. Kemudian dimulailah penyampaian materi dan juga sharing dan forum group discussion. Sebuah video juga diputar sebelum mengawali setiap pemberian materi, sehingga siswa-siswi memiliki gambaran mengenai apa yang akan disampaikan oleh kakak-kakak fasil.
Pada sesi pertama, dilakukan penyampaian mengenai social media. Hampir seluruh siswa-i mengaku bahwa mereka cukup sering menggunakan social media dan masih belum begitu mengerti dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari penyalahgunaan social media. Antusiasme cukup terlihat pada murid murid perempuan dibandingkan laki laki dalam materi ini. Pada sesi ini juga, kami beri contoh contoh kasus penyalahgunaan yang mungkin terjadi pada kategori usia remaja seperti penipuan bermodus online shop, penculikan dari sosok yang tidak dikenal melalui jejaring sosial, dan masih banyak lagi. Tidak lupa kami mengajarkan mereka bagaimana menggunakan social media yang bijak, data data pribadi yang boleh atau tidak boleh dicantumkan pada jejaring sosial, dan bagaimana merespon ajakan dari orang orang asing melalui chat room di jejaring sosial.
Sebelum memasuki sesi kedua, kami kembali mengajak para murid menonton sebuah video singkat mengenai topik kedua kami, yaitu sexual harassment. Video berdurasi ± 5 menit ini menceritakan kemungkinan pelecehan seksual yang dapat terjadi di angkutan umum kota dengan korban berupa wanita wanita muda. Setelah video selesai diputar, murid murid diminta untuk memberikan komentar mereka mengenai video tersebut. Saling berbagi cerita pun terjadi selama materi diberikan, dan dalam beberapa grup sendiri mengaku pernah atau ada melihat contoh langsung pelecehan seksual ringan yang terjadi di masyarakat. Pada sesi ini sendiri, baik siswa maupun siswi cukup aktif baik dalam mendengarkan, berpendapat ataupun bertanya mengenai topik yang bersangkutan.
Setelah pemberian materi selesai, acara dilanjutkan dengan post test dan pembuatan mind map dari setiap grup.
Acara SMASHED! Ditutup dengan pengambilan foto bersama para peserta dan para panitia. Selain itu juga, kami menempelkan beberapa poster himbauan di mading mading sekolah mengenai cara penanggulan dan cara melaporkan pelecehan seksual kepada pihak yang berwajib.
-Lily Chandra (VPO SMASHED, SCORP CIMSA UGM 2013-